LAMONGAN – Kebutuhan akan daging sapi potong semakin meningkat, sedangkan pemenuhan daging potong dalam negeri yang masih kurang sehingga daging import sebagai alternatif.

 

Untuk itu perlu dilakukan terobasan dalam mendorong peternak lokal agar dapat menuhinya persediaan dan indonesia menuju swasembada pangan yang berdaya saing.

 

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir pada kesempatan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur meresmikan Agri Science Technopark Unisla (Universitas Islam Lamongan). Acara peresmian ditandai dengan penandatangan prasasti dan pengguntingan pita di depan gedung berwarna hijau tersebut oleh Menteri Nasir bersama Rektor Unisla Bambang Eko Muljono, Wakil Bupati Lamongan Kartika Hidayati, dan Dekan Fakultas Peternakan Edy Susanto, pada Sabtu (3/9). Peresmian ini juga merupakan salah satu cara dalam ikut percepatan swasembada daging.

 

Wilayah technopark yang memiliki luas tanah kurang lebih 1,5 hektar ini nantinya akan mengalir diagram pertanian dengan sistem pertanian terpadu, dengan struktur: 1) Breeding sapi potong; 2) Grading Up (Pemuliaan sapi P.O); 3) Pemuliaan kambing kacang; 4) Peningkatan produktivitas dengan crossing kambing boar; dan 5) breeding bebek petelur menjadi fokus riset dan teknologi yang dikembangkan oleh Fakultas Peternakan Unisla.

 

Menristekdikti percaya Agri Science Technopark Unisla nantinya akan menjadi pusat dalam pengembangbiakkan peternakan sapi di Lamongan bahkan di wilayah Jawa Timur.

 

Dirinya juga berharap mendapat dukungan kerjasama dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian serta BUMN. Tujuannya agar swasembada daging agar bisa terselesaikan.

 

“Inilah yang harus kita fokuskan, secepat-cepatnya 10 tahun Indonesia harus swasembada daging sesuai arahan dari Presiden. Kemenristekdikti mendapat tugas untuk mengkoordinasikan selama 5 tahun Indonesia harus selesai di tingkat hulu artinya menyelesaikan bibit sampai pada tahap pembuntingan,” ucap Nasir.

 

Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan Unisla, Edy Susanto mengatakan, Agri Science Technopark ini bisa menjadi sarana praktik pendidikan, kewirausahaan dan wisata pendidikan.

 

“Nantinya ini akan dibuka untuk umum. Masyarakat sampai mahasiswa lainnya bisa berkunjung kesini,” imbuhnya.

 

Dikesempatan yang sama, Menristekdikti secara simbolis menyuntikkan sperma beku ke salah satu sapi yang siap dibuahi. Sperma beku tersebut dilakukan dalam rangka perbaikan genetika agar mendapat sapi berkualitas dengan bobot yang besar. (ard)